MELETAKKAN LAPTOP DI PANGKUAN BISA MENYEBABKAN SINDROM KULIT ROTI PANGGANG

Kamis, 14 Oktober 2010

Menggunakan computer laptop untuk waktu lama untuk belajar, membaca, atau main game dengan diletakkan dipangkuan (tungkai bagian atas) dapat mengembangkan toasted skun syindrome atau sindrom roti panggang. Sindrom berupa kulit berwarna kecoklatan akibat paparan panas yang lama dari computer.
Menurut para periset di University Hospital Basel di Switzerland, computer laptop menyebabkan dermatosis – pertama kali disebutkan pada tahun 200, dapat menyebabkan kanker kulit.

Para periset yang melaporkan temuan ini dalam jurnal pediatrics edisi 5 November, focus pada kasus seorang anak laki-laki umur 12 tahun yang mengembangkan perubahan warna pada paha kiri sesudah main computer game dengan meletakkan laptop di paha beberapa jam per hari selama beberapa bulan. Ia merasa laptop jadi panas pada paha kiri, tapi tidak mengubah posisi.

Anak ini tercatat sebagai pasien termuda yang melaporkan dermatosis yang disebabkan laptop sejak kondisi ini dijelaskan pertama kali di tahun 2004. Kondisi ini secara teknik disebut erythema ab igne, sudah pernah terjadi sebelumnya pada tungkai bawah pasien yang bekerja didepan api terbuka atau kompor batu bara. Juga pernah di alami pasien lanjut usia yang menggunakan hot pad dan selimut panas.

Menurut para periset, panas sedang antara antara 109,4 derajat Fahrenheit atau 43 derajat Celcius sampai 116,6 derajat Fahrenheit atau 47 derajat Celcius sudah cukup menyebabkan kulit terbakar. Tapi 111, 2 derajat Fahrenheit atau 44 derajat Celcius sudah bisa menyebabkan toasted skin syndrome.

Lesi yang di sebabkan computer secara khusus ditemukan pada satu tungkai karena optical drives laptop terletak pada sisi kiri. Computer yang diletakkan di pangkuan bias secara total atau sebagian menghambat ventilasi exhaust fan. Menurut para periset, 10 pasien melaporkan lesi pada satu atau kedua tungkai atas yang terjadi sesudah beberapa minggu sampai beberpa bulan menggunakan laptop selama 6 sampai 8 jam perhari dengan diletakkan di pangkuan.

Para periset mengatakan, kondisi ini dapat di cegah dengan menggunakan pelindung panas seperti tas laptop – carrying case – antara badan dan computer.
Menurut perkiraan para periset, popularitas computer laptop kemungkinan meningkatkan diagnosis ini dikemudian hari. Pasien muda ini menggunakn laptop hanya dalam waktu yang relative singkat. Hal ini menunjukkan, kulit anak lebih sensitive terhadap panas.

Para periset menyarankan mempertimbangkan efek panas saat beli computer yang akan digunakan anak. Mereka juga menyarankan computer laptop mencantumkan peringatan untuk konsumen tentang kemungkinan masalah kulit yang bias disebabkan laptop. Perusahaan-perusahaan computer besar sudah melakukan hal ini.

0 komentar: