Salah satu penyakit anak yang banyak dikeluhkan kaum ibu adalah sembelit, yaitu anak mengalami keterlambatan atau kesukaran dalam membuang kotorannya. Pada anak yang masih dalam usia bayi, sembelit memang sering kali membuat orangtua khawatir. Adapun pada anak usia di atas dua tahun, sembelit cenderung dianggap ringan.
Bila bayi dalam dua atau tiga hari tidak membuang kotorannya dan terus menangis, biasanya orangtua bingung sendiri karena bayi memang belum bisa diajak berbicara apa yang dikeluhkannya. Oleh karena itu, kita sering kali merasa kesulitan untuk menentukan adanya keterlambatan proses buang air besar pada anak.
Anak di bawah usia dua tahun biasanya belum menyadari bahwa mereka mempunyai suatu kontrol dalam proses buang air besar. Terlebih pada anak-anak yang mempunyai perkembangan tubuh terlambat atau mempunyai cacat jasmani akan menghalangi proses pengontrolan ini. Akibatnya, anak akan mengalami keterlambatan dalam menguasai kepandaian membuang kotorannya.
Oleh sebab itu, ketika kesehatan umum anak terganggu, terutama lambatnya pertumbuhan berat badan dan tingginya, kita harus mulai curiga adanya kelainan ini. Apalagi kalau anak sudah sering mengalami sembelit sejak bayi, adanya penyakit organik tertentu yang mendasari kelainan ini harus segera dicurigai.
Faktor penyebab
Mengapa anak mengalami sembelit? Tentunya banyak faktor yang menjadi penyebabnya. Di antaranya adalah adanya penyakit organ tubuh yang diderita anak. Pada umumnya faktor ini sudah terlihat nyata pada bulan pertama kehidupan bayi. Dan keadaan ini dapat ditemukan bila bayi diperiksakan dengan teliti ke dokter.
Pada anak-anak yang lebih besar dengan sembelit yang kronis jarang disertai dengan suatu penyakit organ tubuh. Faktor psikologis dapat merupakan penunjang penting. Namun, dari catatan medis pada sebagian besar kasus, gangguan emosi yang dihubungkan dengan sembelit hanya merupakan sisa dari penyakit atau pengobatan yang diperoleh.
Faktor penyebab lainnya adalah timbulnya sumbatan pada usus besar bagian bawah. Misalnya terkena penyakit hirchprung atau kelumpuhan sebagian usus besar yang merupakan penyakit penting bagi anak. Penyakit ini ditandai dengan tidak adanya serabut saraf di bagian tertentu usus besar sehingga bagian ini tidak dapat berkontraksi dengan semestinya.
Sembelit dapat juga terjadi karena kekurangan cairan dan berat yang kronis dalam tubuh yang bukan diakibatkan diare. Penyakit-penyakit lain seperti kelebihan zat kapur dalam tubuh yang tidak diketahui penyebabnya, atau kelainan yang disertai pengeluaran air seni yang terus-menerus dan berlebihan, dapat juga mengakibatkan sembelit pada anak.
Faktor lainnya yang menyebabkan anak kesulitan buang air besar adalah terjadinya luka pada dubur sehingga menimbulkan gangguan pada fungsi cincin otot yang bertugas melepaskan kotoran di bagian dubur. Juga terjadinya kelumpuhan akibat penyakit saraf berat, kanker, atau kegemukan. Bahkan, sembelit pada anak bisa terjadi sebagai satu-satunya gejala penyakit kelenjar gondok atau hipotiroidisme.
Faktor makanan dapat juga menyebabkan sembelit pada anak. Misalnya pola makanan yang kurang mengandung serat, susu kaleng yang tidak cocok, ataupun kekurangan makan dalam jangka waktu yang cukup lama.
Upaya pengobatan
Anak yang mengalami sembelit perlu segera mendapatkan pengobatan agar penyakitnya tidak berlarut-larut dan menjadi kronis. Upaya pengobatan yang dilakukan harus disesuaikan dengan faktor penyebabnya. Kalau suatu penyakit tertentu yang merupakan penyebab sembelit telah ditemukan, pengobatan terhadap sembelit harus ditujukan pada penyebab tersebut.
Bagi anak yang menderita sembelit karena terkena penyakit hirchprung, tindakan operasi adalah cara pengobatan yang terbaik. Karena jika tidak, dikhawatirkan akan terjadi infeksi usus kronis yang akan menambah parah penyakit yang sudah ada. Adapun anak yang mengalami sembelit karena penyakit hipotiroidisme harus mendapatkan pengobatan tertentu.
Pada sebagian besar kasus sembelit, kita tidak dapat menemukan adanya penyakit di dalam organ tubuh. Tentunya anak-anak dengan sembelit fungsional ini juga harus diobati dengan sama baiknya.
Perlu diingat, pengobatan sembelit harus mulai dilakukan sedini mungkin karena masalahnya cenderung untuk tetap ada dan akan menjadi semakin berat kalau dibiarkan lebih lama. Pada tahap awal dengan keluhan kotoran yang keras dan menyebabkan rasa sakit, kita dapat menanggulanginya sendiri untuk menghasilkan kotoran yang lunak, misalnya dengan menambah makanan yang mengandung serat, seperti agar-agar, sayur-sayuran, dan buah-buahan.
Orangtua harus juga memperhatikan posisi anak pada saat buang air besar karena akan menentukan kemudahan melepaskan sisa makanan. Biasanya posisi jongkok akan lebih memudahkan kotoran keluar. Mengapa demikian? Karena posisi ini dapat meningkatkan tekanan di rongga perut dan mempermudah pengeluaran kotoran.
Untuk kasus sembelit karena masalah psikologis, orangtua dapat meminta bantuan psikiater, khususnya bila memang telah jelas menunjukkan gangguan kejiwaan. Pada kasus lain telah sedemikian berlanjutnya sehingga pengobatan terhadap gejalanya saja sudah tidak cukup meskipun tidak ada suatu penyakit organiknya yang mendasari.
Mengatasi Sembelit Pada Anak
Selasa, 21 Desember 2010
Diposting oleh aprianiharwis di 07.07
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 komentar:
Apakah susu bisa menyebabkan sembelit pada anak ?
Posting Komentar